Karawang, Online_datapublik.com - Serikat Petani desa Sekarwangi kecamatan Rawamerta, geruduk kantor Pemkab Karawang. Kedatangan mereka akibat terkena dampak dari pengeboran Pertamina Ef dan kelangkaan pupuk sehingga menyebabkan gagal panen," Senin (24/6/2024).
Para petani yang terkena dampak sesmik mengusulkan setiap pengeboran di area proyek Pertamina harus di bangun benteng agar tidak muncul hama wereng tikus. Selain itu, para petani juga mengeluhkan kelangkaan pupuk dan pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang lunas 10 tahun ke belakang pas di cek di Bapenda pembayaran bolong.
Menurut Ketua LBH Arya Mandalika, H. Hendra Supriatna.S.H.M.H, dua kali musim, petani di Kabupaten Karawang selalu gagal panen. Panen yang pertama gagal akibat dampak sesmik yang dilakukan Pertamina. Kedua, sesmik itu dilakukan dengan hanya modal kertas yang ditandatangani oleh Cellica Nurachadiana, bukan surat izin dari kementerian ESDM, itu yang perlu dicatat.
"Saya minta pihak kepolisian ataupun penegak hukum maupun dinas lingkungan hidup, dinas pertanian dan dinas perdagangan serta pihak kepolisian yang menangani perkara Tipidter dalam hal ini harus melakukan proses hukum terhadap PT Pertamina Ef dan anak perusahaannya yang melakukan pengeboran atau menguji sesmik ada atau tidaknya emi gas bumi. Kemudian selain itu ada beberapa yang tidak memiliki izin juga, jangan hanya satu sisi saja. Ada apa?... di Pertamina Sekarwangi itu belum memiliki izin dari kementerian ESDM. Yang jelas, PT Pertamina Ef lah yang melakukan sesmik dan kemudian mengadakan eksplorasi tidak memiliki izin.
Maka dari itu kami minta ditutup sementara, karena selain para petani yang ada di desa Sekarwangi terkena dampak pengeboran minyak Pertamina, juga sangat dirugikan. Yang biasanya setiap panen kami mendapatkan keuntungan tapi sekarang tidak, dan itu juga berdampak di wilayah-wilayah lain seperti di Kemiri dan Cilamaya, serta daerah-daerah lain yang terkena dampak dari pengeboran. Nah sekarang eksplorasi juga harus menjadi perhatian khusus. Selain itu ada juga beberapa keluhan dari para petani yaitu diantaranya masalah pajak yang sudah di bayar lunas ternyata begitu di cek di Bapenda bolong pembayaran.
Terus kemudian langkanya pupuk di Kabupaten Karawang ini juga menjadi persoalan penting bagi para petani, kenapa pupuk sangat sulit didapat, walaupun ada tapi harus menyediakan KTP atau KK dan lain-lain. Apalagi kalau ada perubahan nama pemilik, jadi harus tetap mengurusnya, ribet lah pokoknya.
Menurut kami Pertamina di Kabupaten Karawang harus mengganti rugi atas kerugian para petani, termasuk PT Pupuk Kujang yang ada di Kabupaten Karawang ini juga harus bertanggungjawab atas kelangkaan pupuk. Akibat sulitnya mendapatkan pupuk, para petani yang ada di kabupten Karawang meminta kepada bupati H. Aep Saepulloh SE, agar secepatnya bisa menemukan solusi. Untuk masalah asuransi ketika gagal panen tidak ada/belum bisa dicairkan, kenapa ?... Kami harap dalam waktu dekat ini ada solusinya.
Permintaan pemagaran dan lain-lain dari warga petani yang terdampak harusnya Pertamina mengganti kerugian atas gagal panen selama dua musim. Yang jelas Pertamina harus memberikan kontribusi dan memberikan pupuk gratis kepada masyarakat yang terdampak serta memberikan asuransi kepada warga yang terdampak pengeboran, itu yang harus diperhatikan.
Saya harap ketika masalah ini belum menemukan titik temu atau mandeg dan masih mendengar sulitnya mendapatkan pupuk, kami akan melaporkan kepada instansi terkait atas adanya dugaan korupsi. Kalau ternyata Pertamina tidak memberikan kontribusi kepada para petani, maka saya akan melaporkan langsung kepada pimpinan pusat PT Pertamina Ef bahwa Pertamina pimpinan cabang yang ada di wilayah Pertamina Karawang, Subang dan Purwakarta agar dipecat sebagai pimpinan untuk tahapan perkembangan," tuturnya.
(Red)