Setelah 30 Tahun Mengabdi, Acep Jamhuri Akhiri Karir Sebagai Sekda dan ASN

Senin, 01 Juli 2024, Juli 01, 2024 WIB Last Updated 2024-07-01T09:10:55Z


Karawang, Online_datapublik.com
- Acep Jamhuri resmi pensiun terhitung mulai Senin, 1 Juli 2024. Ia telah mengabdi selama 30 tahun lebih sebagai PNS di lingkungan Pemkab Karawang dengan jabatan terakhir sebagai Sekda Karawang.


Acep Jamhuri pada Senin, 1 Juli 2024 pagi tampak menghadiri apel pagi di lingkungan Setda Karawang. Apel yang dipimpin Asda III Eka Sanatha merupakan apel terakhir Acep sebagai PNS. Apel tersebut hanya dihadiri segilintir ASN, tanpa ada satu pejabat eselon II yang tampak batang hidungnya.


Mengawali sambutannya, Acep menyampaikan bahwa dirinya telah mengabdi sebagai PNS lebih dari 30 tahun


“Awal jadi PNS sebagai staf kelurahan dan hari ini pensiun, jadi terhitung 34 tahun saya mengabdi sebagai PNS,” kata Acep.


Selama puluhan tahun jadi PNS, Acep mengaku mengalami banyak dinamika dan tantangan.


“Waktu jadi Camat Pangkalan saya diramaikan mau nyalon bupati, hadiahnya saya dipindahkan jadi Kabid Perhubungan Laut dan Postel yang nomenklaturnya waktu itu baru dibuat,” tuturnya.


Ia melanjutkan, pada saat Dadang Muchtar jadi Bupati Karawang, Acep ditempatkan sebagai Kepala Satpol PP. Satpol PP pada zaman Acep menjadi lebih hidup dengan koordinasi satuan-satuan fungsi keamanan, termasuk persidangan sehingga Satpol PP tampak gagah.


“Tapi lagi-lagi ramailah saya pengen nyalon bupati, ya itulah resiko yang diterima saya,” ujarnya.


“Imbasnya saya kembali dipindahkan. Saya ditawari pindah ke Dinas Parbud, Dinas Koperasi atau ke Dinas Sosial. Ketiga OPD waktu itu merupakan dinas buangan dan dinas kecil, saya lebih memilih ke Dinas Parbud. Tapi saya tetap yakinkan ke Pak Dadang bahwa saya tetap loyal ke pimpinan, tidak ada maksud untuk nyalon bupati,” timpalnya.


Pada zamannya juga, Acep melakukan terobosan dengan memindahkan kantor Dinas Parbud yang awalnya berada di lahan warga lalu dipindahkan kantornya dekat Alun-alun Karawang.


Isu pencalonan nyabup kembali bergulir di pemerintahan Bupati H. Ade Swara. Pada masa itu, Acep menjabat Plt Asda II. Setiap ada perhelatan Pilkada, Acep selalu diramaikan nyabup.


“Saya lalu menghadap Pak Ade dan Ibu Nurlatifah di rumah dinas, saya bilang bahwa saya ingin kerja tenang, ingin loyal ke Pak Ade dan tidak ingin terganggu dengan isu-isu liar,” bebernya.


Usai menghadap dan meyakini Ade Swara, Acep ditawari pindah OPD. Acep sempat meminta pindah ke Bappeda, tetapi Ade Swara memindahkan Acep untuk pimpin Dinas Bina Marga dan pengairan (sekarang Dinas PUPR).


“Saya sempat protes karena bukan dari akademik pekerjaan umum dalam negeri tapi dari APDN. Beliau bilang ke saya bahwa ingin kerja cepat dan kerja tertib serta hasilnya bisa dirasakan cepat oleh masyarakat,” ungkapnya.


Karir PNS Acep makin moncreng di pemerintahan Cellica Nurrcahadiana. Acep diminta Cellica untuk ikut open bidding jabatan Sekda.


“Awalnya saya tidak mau ikut, karena saya hapal open bidding itu bisa dipermainkan. Ternyata hasilnya saya ranking 3, sementara ranking 1 itu Dedi Ahdiat dan ranking 2 itu Suroto,” bebernya.


Hasil open biding tidak sederhana yang dibayangkan. Dalam waktu cukup lama tidak ada pengusulan ke Pemprov Jabar dan itu sempat timbulkan kegaduhan sampai Samsuri menjabat Plt Sekda cukup lama.


“Tapi akhirnya saya jadi Sekda juga dan sekarang sudah lima tahun jadi Sekda,” ujarnya.


Acep mengakui masa pensiun dirinya sebenarnya masih ada waktu empat tahun kedepan sebagai PNS. Tetapi kemudian ia ajukan pensiun dini karena sudah memutuskan untuk nyalon bupati di Pilkada Karawang 2024.


“Ini bagian dari ikhtiar saya untuk menjadi orang yang lebih bermanfaat lagi, bukan karena setiap ada Pilkada diramaikan nyabup. InsyaAllah saya akan ikuti kontestasi Pilkada,” ucapnya.


Acep memasrahkan hasil akhir keikutsertaannya di Pilkada Karawang kepada Allah SWT. Diakuinya ada sejumlah orang yang meminta agar dirinya tidak usah nyalon bupati dengan sejumlah alasan.


“Saya hanya yakin kepada Yang Maha Kuasa. Kalau ada bagian saya di situ (jadi bupati), berarti saya harus jadi. Tapi kalau enggak ada bagian di situ, berarti bagian saya yang dilainnya. Saya sudah persiapkan semuanya, plan A plan B plan C,” katanya.


Suasana mulai haru ketika dengan suara parau, Acep menyampaikan hadapi gejolak yang luar biasa. Ketika Acep sudah nyatakan maju di Pilkada, maka banyak ujian yang dihadapinya.


“Teman-teman ASN ada yang benar-benar setia, ada yang diam, ada juga yang membuat manuver. Banyak hal, tapi saya hanya diam. Saya enggak pernah ajak ASN untuk dukung saya,” ujarnya.


Mata Acep tampak berkaca-kaca ketika ia mengingat pesan ayahnya agar tidak dahulu terjun ke politik sebelum karir golongan PNS-nya mentok.


“Ayah bilang ‘Cep maneh tong waka urusken jabatan politik lamun encan golonganna mentok’ (Acep, kamu jangan dulu urusin jabatan politik sebelum mentok golongan PNS). Golongan mentok PNS itu IV e dan saya sekarang pensiun di golongan IV e,” ucapnya.


Diakui Acep bahwa dirinya sempat ditawari jadi wakil damping Cellica di Pilkada 2019, namun karena teringat pesan ayahnya, maka Acep menolak tawaran itu.


“Siap tanggung resiko. Resiko yang saya rasakan sekarang luar biasa, resiko secara zahir dan batin. Tapi ya biarlah itu resiko, kalah atau menang itu resiko saya,” tegasnya.


“Pengunduran saya sebagai PNS merupakan bentuk komitmen saya ikuti kontestasi Pilkada, saya tidak mau mencla-mencle dan saya tidak mau korbankan teman-teman PNS,” lanjutnya.


Acep menyampaikan permohonan maafnya kepada para ASN apabila selama mengabdi 30 tahun lebih jadi PNS.


“Mungkin ada kesalahan dan kekhilafan, mohon dimaafkan. Jaga kondusivitas, netralitas dan integritas ASN, jaga! Semoga ASN ke depan makin bermartabat, lebih sejahtera, lebih bahagia lagi. Tetap tenang, sedih saya ketika ada ASN ketemu dengan saya tidak tenang, takut dengan Acep Jamhuri. InsyaAllah salaman sulumun selamat, Acep Jamhuri mau lewat,” tutupnya.


(Red)

Komentar

Tampilkan

Terkini