Karawang, Online_datapublik.com - Ribuan remaja putri di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat mengalami kondisi kekurangan darah atau anemia. Penyebabnya, karena banyak yang tidak suka makan nasi dan cenderung makan cemilan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Karawang, dr Nurmala Hasanah mengatakan, sepanjang tahun 2024, ditemukan 8.861 remaja putri di Kabupaten Karawang mengalami anemia. Angka itu berdasarkan hasil screening terhadap 33.106 remaja putri.
"Dari hasil pemeriksaan kesehatan itu, ternyata sebanyak 8.861 di antaranya diketahui menderita kekurangan darah," kata Nurmala pada Kamis (16/1/2025).
Dari jumlah itu, tingkat anemianya bervariasi yakni 346 remaja putri menderita anemia berat, 3.268 anemia sedang dan 5.247 orang anemia ringan.
Guna menangani hal ini, pihak Dinas kesehatan Karawang melakukan sejumlah intervensi, seperti memberikan tablet tambah darah melalui program Gerakan Remaja Sehat, Keren dan Cerdas (Gres Kece) dengan mendatangi sekolah-sekolah.
Remaja putri yang normal tetap diberikan obat penambah darah dengan dosis 1 tablet per pekan, sedangkan anemia ringan diberi obat dengan dosis 1 hari 1 tablet. Penderita anemia sedang dosisnya 2 tablet per hari.
"Sementara yang anemia berat biasanya langsung kami rujuk rumah sakit untuk dirawat," katanya.
Adapun penyebabnya, kata Nurmala, pola makan tidak sehat. Mereka lebih suka jajan ketimbang mengkonsumsi makanan bergizi.
Nurmala menjelaskan, anemia banyak diderita remaja putri karena mereka kerap melakukan pola makan tidak sehat. Selain itu akibat kondisi biologis menstruasi yang terlalu banyak.
"Para remaja itu kurang mendapatkan asupan nutrisi dan serat yang memadai. Mereka lebih suka makan mie bakso dan seblak," katanya.
Atas dasar itu, lanjut Nurmala, pihaknya terus berupaya menurunkan angka anemia di Kabupaten Karawang. Sebab, mencegah anemia adalah salah satu langkah untuk mencegah kondisi buruk lainnya.
"Kami terus meginformasikan terkait gizi seimbang, agar remaja putri di Kabupaten Karawang bebas anemia," ucap Nurmala lebih lanjut.
Hasil dari kerja keras tersebut, lanjut Nurmala, jumlah remaja putri yang anemia telah mengalami penurunan signifikan terhitung sejak tahun 2022.
Sebab, pada 2022 terdata 47 persen remaja putri di Kabupaten Karawang yang anemia. Pada tahun 2023 menurun hanya 33,3 persen, dan 2024 sebanyak tinggal 26,77 persen yang anemia.
"Kami akan mengadakan pelatihan kader kesehatan remaja pada 2025. Harapannya agar bisa mengkampanyekan program bebas anemia," kata Nurmala.
( red )