KARAWANG, Online_datapublik.com – Ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Karawang, Asep Agustian, menanggapi batalnya Ketua Cabor Catur, Relisman, dalam pencalonan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Karawang. Relisman mundur dari pencalonan karena tidak memenuhi syarat dukungan yang diperlukan.
"Benar, Pak Relisman tidak jadi mencalon karena kekurangan dukungan. Ibarat masuk dengan tiket, kalau tiketnya kurang ya tidak bisa. Dengan sikap gentleman, Pak Relisman pun memutuskan untuk tidak maju," ujar Asep Agustian yang akrab disapa Askun, Sabtu (8/2).
Askun menyoroti adanya indikasi satu cabor memberikan lebih dari satu dukungan, yang menurutnya mengaburkan komitmen dalam pemilihan ini.
"Saya tidak mengerti, ada satu cabor yang memberi tiga dukungan, ada yang memberi dua. ISSI sendiri tetap mendukung Relisman dan tidak mendukung calon lain," tegasnya.
Lebih lanjut, Askun menegaskan bahwa Ketua KONI yang terpilih harus memiliki pemahaman manajemen yang baik dan memiliki prestasi.
"KONI itu mengatur keuangan dan membina cabor. Ketua KONI harus paham manajerial dan tahu siapa yang berprestasi. Jangan sampai ada calon yang hanya ingin menumpang hidup di KONI," katanya.
Ia menekankan bahwa kepemimpinan di KONI harus berorientasi pada kemajuan olahraga di Karawang, bukan sekadar mencari keuntungan pribadi.
"Kapan KONI bisa lebih baik kalau hanya dijadikan tempat mencari keuntungan? KONI adalah wadah besar untuk membawa nama Karawang. Jika KONI ambruk, pemerintah juga akan malu," imbuhnya.
Terkait dukungan ISSI dalam pemilihan Ketua KONI, Askun menegaskan bahwa pihaknya tetap berpegang pada prinsip satu suara untuk satu cabor.
"Relisman kini mendukung Arnold. ISSI sendiri sudah menyerahkan mandat kepada Sekjen untuk menghadiri pemilihan. Kami tetap memilih pemimpin terbaik demi masa depan KONI Karawang yang lebih baik," ucapnya.
Terakhir, Askun menekankan pentingnya keteraturan dalam proses pemilihan agar terhindar dari potensi kericuhan.
"Pemilihan hari ini, satu mandat satu suara, satu cabor satu suara, tidak boleh yang lain masuk. Ini untuk menghindari kericuhan karena pemilihan ini berlangsung head to head. Pilihlah yang benar-benar punya prestasi dan mampu memajukan KONI ke depannya," pungkasnya.
(AME)