Mayat Pria Misterius Ditemukan di Rumpun Bambu Gunung Sanggabuana

Sabtu, 01 Februari 2025, Februari 01, 2025 WIB Last Updated 2025-02-01T11:13:06Z

Karawang, Online_datapublik.com – Sesosok jasad pria tanpa identitas ditemukan di area hutan Gunung Sanggabuana, tepatnya di rumpun bambu Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang. Jasad tersebut pertama kali ditemukan oleh warga pada Jumat (31/1) sekitar pukul 17.30 WIB.


Kapolsek Tegalwaru, Iptu Ata, membenarkan penemuan jasad tersebut. Ia menjelaskan bahwa proses evakuasi memakan waktu cukup lama karena lokasi yang sulit dijangkau serta cuaca yang tidak mendukung.


"Iya, kemarin sore ditemukan. Kami baru bisa mengevakuasi malam hari, dan sampai di perkampungan hampir tengah malam. Lokasinya cukup jauh dari pemukiman, berada di dalam kawasan hutan," ujar Iptu Ata, Sabtu (1/2).


Menurutnya, proses evakuasi melibatkan aparat kepolisian, TNI, serta warga setempat. Cuaca buruk dan medan yang sulit menjadi kendala dalam proses tersebut.


"Kemarin hujan deras, sehingga evakuasi sedikit terhambat. Namun, dengan bantuan warga dan tim TNI, kami berhasil membawa jasad ke luar dari hutan," jelasnya.


Iptu Ata juga mengungkapkan bahwa jasad pria tersebut ditemukan tanpa identitas dan hanya mengenakan pakaian seadanya.


"Usianya diperkirakan sekitar 50 tahun. Saat ditemukan, ia hanya memakai kaos dan celana pendek, tanpa membawa perlengkapan apa pun, baik untuk pendakian maupun aktivitas di hutan," katanya.


Saat ini, jenazah telah dievakuasi ke RSUD Karawang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh tim Inafis Polres Karawang.


"Jenazah sudah berada di RSUD Karawang dan sedang ditangani oleh tim Inafis. Sebelumnya, kami juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi penemuan," pungkasnya.


Hingga kini, pihak kepolisian masih menyelidiki identitas korban serta penyebab kematiannya. Masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga dengan ciri-ciri tersebut diimbau untuk melapor ke pihak berwenang.


(Red)

Komentar

Tampilkan

Terkini