Subang, Online_datapublik.com - Pelaksanaan Anggaran Dana Desa (DD) Tahun Anggaran (TA) 2024 di Desa Gambarsari, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, semakin rumit setelah adanya pengakuan dari tokoh warga setempat mengenai dugaan penyalahgunaan anggaran tersebut.
Beberapa warga mengaku didatangi oleh oknum perangkat desa dan diminta untuk menandatangani dokumen kosong sambil menerima uang tunai. Uang tersebut disebut-sebut sebagai "uang kadeudeuh" dari anggaran kegiatan ruat bumi yang telah dilaksanakan setahun lalu.
AJ (60), seorang tokoh warga Desa Gambarsari, mengungkapkan pengalamannya saat tim onDATAPUBLIK mengunjunginya pada Kamis (13/3).
Ia menceritakan bahwa pada Rabu, 12 Maret 2025, ia didatangi oleh oknum perangkat desa yang memberinya uang Rp 50.000 dan meminta tanda tangannya pada sebuah kertas kosong tanpa nominal yang tertera.
"Mereka bilang ini uang kadeudeuh dari ruat bumi, padahal kegiatan ruat bumi itu dilaksanakan pada September 2024, kenapa baru diminta tanda tangan sekarang?" ujarnya dengan heran.
Menurut AJ, ia tidak sendirian. Beberapa warga lainnya juga diminta untuk melakukan hal yang sama. "Saya tidak sendirian, ada rekan lain yang juga disuruh tanda tangan," tambahnya.
Kondisi ini mendapat perhatian serius dari tokoh warga lainnya, JM (50), yang juga merasa prihatin dengan pengakuan warga yang menerima uang tunai di luar program BLT DD.
"Saya merasa sangat miris dan prihatin. Anggaran Dana Desa seharusnya digunakan untuk pembangunan, seperti perbaikan TPT (Talud Penahan Tanah) dan jalan yang rusak, bukan untuk dibagikan tunai," ujar JM dengan nada heran.
Kemelut penggunaan anggaran Dana Desa di Desa Gambarsari semakin rumit, dengan dugaan pembagian tunai anggaran DD kepada warga di luar program BLT DD.
Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius dari pihak berwenang, seperti Inspektorat Daerah, untuk mencegah penyalahgunaan anggaran dan pelanggaran terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi kepada Ketua Tim Auditor Inspektorat Kecamatan Pagaden, Nanang, melalui telepon seluler belum mendapatkan respons.
(WS)