Bupati Subang Dampingi Gubernur Jabar saat Evaluasi Hari Pertama Pemberlakuan Penghapusan Denda Pajak Kendaraan

Kamis, 20 Maret 2025, Maret 20, 2025 WIB Last Updated 2025-03-22T07:44:30Z


Subang, Online_datapublik.com
- Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita dampingi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam evaluasi hari pertama pemberlakuan program penghapusan denda pajak kendaraan bermotor di seluruh Samsat Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, bertempat di Pendopo Abdul Wahyan, Rumah Dinas Bupati Subang, Kamis (20/3/2025).


Program ini menunjukkan hasil positif dengan peningkatan signifikan dalam pendaftaran kendaraan bermotor (KBM) yang membayar pajak. Data dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jabar mencatat sebanyak 50.300 KBM telah terdaftar pada hari pertama, dengan total penerimaan pajak mencapai Rp25 miliar meningkat Rp5 miliar dibandingkan sebelum program ini diberlakukan. Rata-rata kenaikan pendaftaran KBM di berbagai daerah berkisar antara 35% hingga 196%.


Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan meringankan beban masyarakat serta meningkatkan kepatuhan dalam membayar pajak. Ia juga menekankan bahwa pajak kendaraan memiliki peran strategis dalam pembangunan infrastruktur, termasuk perbaikan jalan.


Dalam kesempatan yang sama, Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, menegaskan komitmennya untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan industri dan keberlanjutan sektor pertanian di Kabupaten Subang.


“Di Kabupaten Subang ke depan, tidak boleh lagi ada pertambangan. Itu sudah kami sepakati dengan pihak terkait, dan kami akan segera menyusun skemanya,” tegas Bupati Subang yang akrab disapa Kang Rey tersebut.


Kabupaten Subang saat ini tengah mengalami transisi dari daerah agraris menjadi daerah industri. Namun, Kang Rey menegaskan bahwa pertanian tetap menjadi prioritas utama. Saat ini, luas lahan pertanian di Subang mencapai 66.000 hektare, dan targetnya akan diperluas hingga 92.000 hektare agar Subang tetap menjadi lumbung padi utama di Jawa Barat dan nasional.


“Kami akan bergerak cepat menyelesaikan RTRW Kabupaten Subang agar zona industri dan pertanian dapat terakomodasi dengan baik,” tambahnya.


Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam pertemuan tersebut juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang empati dan responsif terhadap kondisi masyarakat.


“Kepemimpinan di Sunda mengajarkan empati. Pemimpin tidak harus selalu formalistik karena itu hanya akan menimbulkan kejenuhan. Yang terpenting adalah memahami kebutuhan rakyat. Di atas akademis, ada budi pekerti. Saya tekankan bahwa intuisi dan kepekaan seorang pemimpin harus diasah," tandasnya.


Ia juga menginstruksikan kepada seluruh bupati dan wali kota di Jawa Barat agar selalu siaga dan responsif terhadap permasalahan di daerahnya masing-masing.


“Saya ingin para Sekda selalu on 24 jam, selalu sinergi dengan bupati. Pemimpin daerah harus menjadi garda terdepan dalam memastikan pembangunan berjalan dengan baik,” tegas Kang Dedi.


Sebagai bentuk apresiasi, Dedi menyampaikan terima kasih kepada Bupati Subang yang telah mengembalikan fungsi pertanian dan menghentikan pertambangan di daerahnya.


“Tidak ada daerah yang makmur dari pertambangan. Alam akan marah jika terus dirusak. Negara-negara maju sudah menghasilkan produk, sementara kita masih berkutat dengan eksploitasi sumber daya alam. Ini yang harus kita pikirkan,” pungkasnya.


Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Sekda Provinsi Jawa Barat, Bupati/Walikota se-Jawa Barat, serta Kepala PD dan Camat se-Kabupaten Subang.


(Abdulah)

Komentar

Tampilkan

Terkini